Menanam Harapan, Menjaga Hutan di Wilayah Bojonegoro Selatan.



Isu krisis ekosistem alam menjadi suatu isu yang terus mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan masyarakat. Diantaranya dialog yang dilakukan oleh prawoto seksi dakwah Isnu Bojonegoro Bersama sholihin dan agus rian. Prawoto  memulai dialog yang dilakukan secara online ini dengan pernyataaanya bahwasanya menjaga alam dan menanam pohon merupakan menanam harapan, ketika hutan gundul, bukan Cuma pohon yang hilang tapi juga harapan, masa depan suram. Harapan itu ada ketika mau menanam pohon kembali. Menanam menurutnya adalah sebuah kesadaran, setiap pohon yang tumbuh menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya. Ia juga menjadi inisiator sedekah pohon untuk ditanam di wilayah bojonegoro.

Agus rian  salah satu pegiat lingkungan di desa krondonan wilayah bojonegoro selatan mengatakan bahwasanya desanya merupakan desa yang vital karena dua aliran sungai yaitu kali gondang dan pacal hulunya berada di desanya. Ia menjelaskan bagaimana kualitas air yang ada di desanya saat ini yang mana terjadi di beberapa tempat penyusutan jumlah debit air. Ia juga menjelaskan bagaimana gerakan kesadaran dengan menanam 3 orang satu pohon dan menjelaskan keadaaan bojonegoro ketika puncaknya musim kemarau suhu udara bisa mencapai 40 c.

Menurutnya kebutuhan air dan pola tanam bawang merah yang ada di daerahnya menyebabkan terjadinya konflik lokal di masyarakat dan menyebabkan jumlah debet air berkurang. Hal ini meskipun saat ini wilayahnya menjadi bagian dari sentra tanaman bawang merah, menurutnya tanaman ini membutuhkan jumlah air yang banyak sehingga menyebabkan berkurangnya debit air di sumber air di sana. Tanaman bawang merah ini juga menyebabkan masyarakat sekitar berebut air untuk kebutuhan tanamannya sehingga hal ini butuh kesadaran dan penanganan yang baik agar tanaman bawang merah memberikan dampak yang positif.

Sholihin dalam dialog ini mengutip pernyataan mentri Nusron wahid yang akhir akhir ini viral di media berkaitan usulanya memberikan beasiswa untuk tesis atau disertasi yang berkaitan dengan tanah. Pak mentri mengutip jumlah ayat dalam alquran yang berkaitan dengan tanah ada sekitar 483 ayat dan mengutip surat attoha ayat 55. Dalam al qur’an banyak sekali pengunaan semantik symbol alam untum menyampaikan sesuatu, seperti surga yang diberi sifat sungai yang mengalir, perkataan yang baik seperti pohon yang baik, serta nama buah attin  dan azzaitun  juga di kutip dalam al qur’an. Sholihin menyampaikan symbol kebahagian yang ada di surga diberi sifat alam yang baik dengan surga yang dibawahnya sungai mengalir, dan juga di surat al insan  ayat 5 di sebutkan kaafura yaitu mata air yang ada di surga untuk orang orang yang taat kepada allah swt. Ia juga menjelaskan dalam surat al kausar yang berarti telaga kausar, bahwasanya kata ini menurut beberapa kitab tafsir  mempunyai arti awal kemanfaatan yang banyak /khoirun kasir kemudian makna ini disimbolkan dengan arti telaga kausar.

Dalam tradisi ulumul qur’an dikenal dengan konsep surah makkiyah ( surat yang diturunkan di Makkah) dan surat madaniyah (surat yang di turunkan di Maddinah) konsep makkiyah dan Madinah  ini menyebabkan beberapa ayat yang mempunyai ciri khusus seperti kalimat ya ayuha annas (wahai manusi) maka ayat tersebut diturunkan di Makkah dan jika ya aiyuha ladhina amanu ( hai orang orang yang beriman ) maka merupakan ayat yang diturunkan di Maddinah.

Dengan mengikuti konsep ini, kajian ayat al quran bisa didekati dengan pendekatan simantik Bahasa yaitu meneliti pengunaaan kata dalam al qur’an, misalnya kata  al kitab dalam al quran itu berkaitan dengan apa saja? Dengan meneliti ayat ayat al qur’an bisa diketahui kata  al kitab  berhubungan : 1 Allah, 2 inzzal (diturunkan ) 3. Wahyu. 4 ahl kitab. Sehingga keterhubungan ini bisa membawa pada makna  al kitab yang sebenarya yaitu Al Qur’an yang di turunkan Allah kepada nabi muhaamd sebagai wahyu yang mana didalamnya membicarakan ahl kitab.

Dalam kajian ekologi pendekatan ini bisa digunakan untuk menunjukan hubungan ajaran islam dengan krisis Ekologi. Sebagai contoh symbol symbol alam di alqur’an di gunakan sebagai bagian dari makna makna kebahagian al Jannah dengan penyebutan sungai, serta kata yang baik di ibaratkan dengan pohon yang baik. Sehingga bisa ditarik kesimpulan al Qur’an mempunyai perhatian khusus terhadap alam.

Dalam tradisi hukum Islam, betapa alam mempunyai peran yang sangat fital dalam menjalankan ibadah , sebagai contoh wudhu yang harus menggunakan air, sehingga menjaga keberadaan air sebagai bagian untuk wudhu menjadi bagian syarat sah nya ibadah yang menuntut untuk melakukan wudhu terdahulu seperti sholat, baca mushah al Quran. Dan menjaga kelestarian air bagian dari pada menjaga ibadah ibadah tersebut

مالا يتم إلا به فهو منه

Sesuatu yang tidak mungkin sempurna dengan itu, maka ia bagiannya.

Begitu juga hubungan alam dengan ajaran islam dapat dilihat dari ilmu Maqosid syariah (tujuan syariah) yang menurut imam Gozali ada lima yaitu untuk menjaga agama, jiwa, harta, keturunan dan akal, yang mana untuk menjaga hal lima ini menurut Imam Syatiby dalam kitab Muwafaqoh  ada dua cara. Pertama, janib wujud yaitu dengan mewujudkan 5 hal ini, seperti menjalankan syariah Islam, melakukan jual beli untuk menjaga harta. Kedua janib adam  yaitu menghindari yang menyebabkan 5 hal ini menjadi rusak, seperti minum minuman keras menyebabkan akal rusak. Syekh Yusuf Qardhawy dalam bukunya riayatul bi’ah, mengatakan tidak mungkin agama, jiwa, keturunan, harta dan akal dapat terjaga dengan baik tanpa adanya ekosistem alam yang terawat dengan baik. Sehingga ia mengatakan menjaga ekosistem alam adalah bagian penting dari maqosid syariah. Dan ini juga bisa dikaitkan dengan qaidah ussul fikih

درأ المفاسد مقدم على جلب المصالح

Menghindari mafsadah kerusakan harus didahulukan dari pada mendapatkan manfaat maslahah. Kaidah ini juga bisa ditarik sebagai landasan untuk menjaga ekosistem alam yang baik dan menjaganya dari kerusakan harus dijadikan prioritas utama. Hal ini juga sejalan dengan pandang MUI berkaitan menjaga kelestarian alam fatwa nomor 30 tahun 2016 berkaitan pembakaran hutan.

Syekh Ali Jumah dalam bukunya al biah wa khufat alaiha  menekankan bahwasanya kedudukan alam tidak hanya sebagai obyek yang bisa dengan leluasa di eksploitasi oleh manusia, menurutnya alam juga mempunyai kedudukan yang sama sebagai mahluk Allah.

Menjaga kelestarian alam adalah tugas Bersama sehingga secara epistimologi dibutuhkan integrase dan interkoneksi antar disiplin ilmu. Sebagai contoh dalam diaolog ini disebutkan betapa nilai nilai mitologi lokal dapat menjaga kelestarian alam (seperti mitos adanya penghuni mahluk gaib di suatu pohon) berakibat pohon tersebut dapat tumbuh besar dan terjaga. Hal ini terjadi di desa mas agus riyan. Prawoto juga menyampaikan bahwasanya kesadaran terhadap alam juga bisa ditumbuhkan di dunia Pendidikan dengan memberikan apresiasi kepada siswa yang turut serta dalam pelestarian alam. Bahkan standar prestasi siswa merujuk pada nilai nilai perhatian pada alam.

Dialog ini diakhiri dengan kesadaran terhadap alam bisa diupayakan dengan cara menjadikannya sebagai standar nilai yang tinggi di tengah tengah masyarakat, baik itu di sekolahan, pemerintahan, masyarakat serta komunitas anak muda. Sehingga kesadaran ini bisa menjadi gerakan sosial masyarakat untuk menjaga kelestarian alam. Seperti sebuah qaidah

ما رأه المسلمون حسنا فهو عند الله حسن

Sesuatu yang di yakini mayoritas umat muslim baik maka menurut Allah itu adalah hal yang baik.

Jumat 9, 05, 2025

Msholihin, prawoto (pengurus ISNU Bojonegoro), Agus Rian

 

 

ISNU BOJONEGORO

ISNU adalah Sebagai wadah sarjana NU, keanggotaan ISNU meliputi seluruh sarjana NU atau orang yang dianggap berjasa kepada NU. Kepengurusan ISNU berada di tingkat Pusat, Wilayah, Cabang/ Cabang Istimewa, dan Wakil Cabang.

Lebih baru Lebih lama